ERP Implementation : Big Bang Vs Phased

Big Bang Method

Dalam penggunaan metode Big Bang, sebuah aplikasi ERP diimplementasikan di semua lokasi pada waktu yang bersamaan. Dalam Big Bang, rentang waktu sistem dari versi pengujian sampai menjadi sistem yang benar-benar dipakai menjadi pencatat transaksi hanya dalam beberapa hari. Oleh karena itu dalam metode Big Bang, dibutuhkan proses pengujian yang intensif sebelum akhirnya melakukan cut off terhadap sistem yang lama dan menggunakan sistem yang baru.

Langkah-langkah dalam metode Big Bang:

a. Mengimplementasikan semua proses dan dokumen pendukung ke dalam software.

b. Semua modul diuji secara individual fungsionalitasnya dan hubungannya dengan modul lain.

c. Mematikan sistem lama dan menggantinya dengan sistem baru.

Kelebihan metode Big Bang:

a. Tidak membutuhkan antarmuka sementara sebagai perantara sistem baru dan lama.

b. Tidak membutuhkan perawatan pada sistem lama.

c. Penggunaan sistem baru diharuskan sehingga sistem lama dapat benar-benar ditinggalkan.

d. Waktu yang dibutuhkan untuk implementasi lebih sedikit.

Kekurangan metode Big Bang:

a. Dibutuhkan tenaga kerja untuk implementasi lebih banyak.

b. Resiko kegagalan sistem lebih tinggi.

c. Tidak dapat sewaktu-waktu pindah ke sistem lama.

d. Waktu antara pengembangan dan implementasi lebih lama.

Kategori perusahaan yang cocok menggunakan metode Big Bang:

a. Perusahaan kecil dan tingkat kompleksitas bisnis proses yang rendah.

b. Struktur organisasi yang flat dan tingkat pengontrolan yang rendah.

c. Jumlah modul yang sedikit dan tingkat perubahan modul yang rendah.

Phased Method

Dalam penggunaan metode Phased Implementation, modul-modul diimplementasikan satu per satu atau dalam kelompok-kelompok modul yang pada umumnya dilakukan di satu lokasi tertentu. Phased Implementation merupakan rangkaian urutan implementasi yang terdiri dari perancangan, pengembangan, pengujian dan instalasi modul-modul yang berbeda. Tidak seperti Big Bang, Phased Implementation membutuhkan perhatian dan perawatan khusus pada sistem lama dengan tujuan memfasilitasi pengintegrasian dengan sistem yang baru.

Kelebihan metode Phased Implementation:

a. Tenaga kerja untuk implementasi lebih sedikit.

b. Tenaga kerja dapat dikonsentrasikan pada modul tertentu.

c. Resiko lebih kecil

d. Dapat sewaktu-waktu menggunakan sistem lama.

e. Rentang waktu antara pengembangan dan implementasi lebih sedikit.

Kekurangan metode Phased Implementation:

a. Membutuhkan antarmuka sementara.

b. Harus merawat sistem lama.

c. Kecenderungan untuk kembali ke sistem lama.

d. Instalasi lebih lama.

Kategori perusahaan yang cocok menggunakan metode Phased Implementation:

a. Perusahaan besar dan tingkat kompleksitas bisnis proses yang tinggi.

b. Struktur organisasi yang berjenjang dan tingkat pengontrolan yang tinggi.

c. Jumlah modul yang banyak dan tingkat perubahan modul yang tinggi.

Reference: Wallace, F. Thomas dan Michael H. Kremzar. 2001. ERP: Making It Happen. John Wiley & Sons

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>