Archive for » December, 2009 «

Mengembalikan yang ‘Hilang’

USB Flash Disk Anda pernah terjangkit virus lalu ketika discan dengan antivirus, si antivirus menawarkan untuk clean, repair, deny access, atau delete? Tapi sayangnya tidak ada pilihan lain selain Delete yang harus Anda pilih dan kemudian Anda mulai meratapi nasib file-file Anda.

Namun, jangan sedih dulu. Masih ada harapan bahwa file Anda masih ada dalam UFD Anda. Sebenarnya yang didelete oleh antivirus adalah file virus yang menyerupai file/folder Anda.

Beberapa virus mencoba mengelabui mata Anda dengan cara menyembunyikan file Anda (biasanya .doc, .jpg) dan attribute file Anda dijadikan Hidden plus System File lalu berkamuflase menyerupai file anda, hanya saja extensionnya .exe. Yang perlu Anda lakukan adalah

1. Buka My Computer.

2. Klik Tools, pilih Folder Options.

3. Pada tab view, lakukan hal-hal berikut

– Centang Display the content of system folders

– Klik radiobutton Show hidden files and folders

– Lalu hapus centang Hide protected operating system files(Recommended)

folder-options

Klik untuk memperbesar

4. Klik OK.

Apakah file/folder Anda muncul? Bila tidak, saya turut berduka atas kehilangan Anda. Bila muncul, bergembiralah karena sesungguhnya file Anda masih aman hanya saja ‘invisible’. Untuk file-file yang diset atributnya System File, Anda tidak bisa menghilangkan atribut itu dari jendela properties file Anda. Yang perlu Anda lakukan adalah:

1. Buka Command Prompt. Ketik cmd pada Run

2. Lalu masuk ke drive UFD Anda. Misalkan E:

3. Ketik attrib -s -h /s /d lalu Enter.

attrib

Klik untuk memperbesar

Maka seluruh file dan folder pada UFD Anda akan dilepas atribut Hidden dan System file. Dan voila! file Anda sudah bisa dilihat lagi.

Note: Perintah attrib bisa dipakai untuk drive lainnya seperti drive C:\, tapi resiko ditanggung oleh Anda. 😀

Langkah Preventif Terhadap Virus

Virus bisa jadi hal yang paling menjengkelkan yang pernah kita temui ada dalam PC ataupun Notebook kita. Beberapa tahun belakang, virus lokal kita cukup berjaya merepotkan mahasiswa hingga staff-staff IT yang harus berulang kali mengangkat telpon dari user yang PC nya terinfeksi virus. Perkembangan teknologi seperti USB Flashdisk ataupun Harddisk Eksternal memudahkan virus bisa berpindah-pindah habitat.

Tapi jangan khawatir, karena untuk virus dapat berkembang biak ke komputer kita, diperlukan interaksi dari kita. Tentu kita tidak akan bodoh kan mengijinkan virus masuk ke dalam komputer kita. Tapi ucapkan terima kasih kepada Microsoft melalui OS sejuta umatnya yaitu Windows menyediakan fasilitas Autoplay yang mempersilahkan virus masuk ke dalam komputer kita. Lho bagaimana bisa? Kan saya tidak mengklik 2x file virus nya kok. Biasanya suatu PC yang sudah terjangkit virus, akan membagi-bagikan virusnya secara gratis ke tiap Flashdisk atau HD Ext yang ngetem di PC itu. Tidak lupa dia memberikan file Autorun.INF yang menjadi trigger supaya virus itu dijalankan. Autorun.INF ini kira-kira seperti ini isinya:

[autorun]
open=rontokbro.scr

File inilah yang pertama kali dijalankan ketika kita mengklik 2x drive UFD atau HD Ext kita pada My Computer.  Melalui file ini, virus itu diaktifkan.

Ada beberapa cara pencegahan supaya UFD atau HD Ext yang bervirus tidak menjangkiti PC kita.

Pertama, matikan fungsi Autoplay.

1. Run gpedit.msc

2. Buka tree Computer Configuration -> Administrative Templates -> System.

group-policy

Klik untuk memperbesar.

3. Klik 2x pada Turn off Autoplay

turnoff-autoplay

4. Pilih Enabled dan Pilih Turn off autoplay on: All Drives. Klik OK.

Cara kedua, mungkin kita masih membutuhkan fungsi Autoplay untuk CD atau media lain. Supaya Windows tidak menjalankan fungsi Autoplay pada drive yaitu dengan cara mengetik langsung huruf drive pada toolbar address yang ada di window. Contoh E: lalu Enter. Dengan begitu, Autorun.INF tidak akan dijalankan oleh Windows.

Nah, sekarang berhati-hatilah terhadap ‘benda asing’ alias UFD atau HD Ext yang akan ngetem di PC/Notebook Anda. Tidak perlu parno, just do it the right way.

NOTE: Tips ini berlaku untuk PC/Notebook yang tidak mempunyai antivirus atau punya antivirus tapi tidak diupdate (sering-sering update lah) atau punya antivirus terupdate tapi masih blm kenal dengan virus baru. :))

Konflik Kepentingan dalam perancangan ERP

Business Improvement VS Business Uniqueness

Pada umumnya, paket ERP memberi solusi best practice bagi perusahaan yang menggunakannya. Solusi best practice inilah yang diharapkan mampu memberikan business process improvement, yang pada gilirannya berarti menambahkan competitive advantage perusahaan. Namun, bagi perusahaan pengguna ERP, competitive advantage seringkali justru terdapat pada keunikan proses bisnis mereka.

Solusi yang tetap mempertahankan keunikan proses bisnis (sering disebut sebagai solusi as is) seringkali diminta oleh pihak manajemen perusahaan dengan pertimbangan mempertahankan keunggulan dan budaya perusahaan. Sementara pihak implementor dan vendor seringkali memaksakan solusi best practice dengan pertimbangan kemudahan, waktu, dan biaya implementasi.

Efficiency VS Control

Salah satu tujuan yang paling diinginkan dalam implementasi ERP adalah efisiensi dalam bentuk pemangkasan proses yang mubazir, sehingga dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk sebuah siklus proses bisnis. Pada sisi lain, pemangkasan proses bisnis berpotensi menghilangkan beberapa bagian informasi yang mungkin diperlukan utk sebuah proses kontrol. Pada beberapa perusahaan, terkadang kontrol lebih diprioritaskan ketimbang efisiensi.

Analysis VS Data Input

Data yang terintegrasi adalah kunci yang menjadikan proses analisis lebih mudah dilakukan. Namun untuk menghasilkan analisis yang tepat terdapat faktor lain yang turut menentukan, yakni keakuratan dan kelengkapan data. Seberapa banyak dan seberapa jauh analisis dapat dilakukan berbanding lurus dengan seberapa kaya data yang dimiliki. Hal inilah yang sering menjadikan dilema dalam sebuah implementasi ERP. Kelengkapan data sering berarti lebih banyak data yang harus dimasukkan. Pada level operator, hal ini seringkali menjadikan mereka berpikiran bahwa paket ERP yang diterapkan malah mempersulit kerja mereka. Sampai batasan tertentu, banyaknya data yang perlu dimasukkan seringkali dianggap sebagai faktor yang menurunkan produktivitas.

Technology VS Context

Didorong oleh keinginan untuk menjual sebanyak mungkin, banyak vendor produk teknologi (termasuk perangkat lunak) memaksakan penggunaan sebuah produk terbaru, tanpa memperhatikan ketersediaan dan kesiapan faktor-faktor pendukungnya. Faktor-faktor pendukung tersebut bisa berupa faktor yang bersifat teknis maupun sosial. Tanpa memperhatikan kesiapan faktor-faktor lainnya, akhirnya produk teknologi tersebut hanya menjadi barang pajangan yang tak memberi nilai tambah.

 

IT Sourcing Methods

A. Outsourcing
Outsourcing adalah metode penggunaan sumber daya manusia yang berasal dari pihak eksternal untuk menangani atau membangun sistem perusahaan.

outsourcing

B. Insourcing

Insourcing adalah metode penggunaan sumber daya manusia yang berasal dari pihak internal yang dibentuk dalam satu bagian khusus untuk menangani atau membangun sistem untuk bagian-bagian lain dalam perusahaan.

insourcing

C. Self Sourcing

Self Sourcing adalah metode penggunaan sumber daya manusia yang berasal dari pihak internal untuk menangani atau membangun sistem untuk bagian masing-masing dalam perusahaan.

selfsourcing

D. Kesimpulan

Dari ketiga metode yang ada, saya paling tidak menyarankan metode selfsourcing karena SDM yang ada belum tentu mempunyai latar belakang atau keahlian dalam bidang IT. Rasa memiliki yang tinggi terkadang membawa efek negatif seperti contohnya ketika SDM tersebut keluar, dia dapat mengunci atau bahkan merusak sistem yang ada, dokumentasi pun terserah SDM tersebut mau dibuat atau tidak. Antara metode outsourcing dan insourcing sama-sama mempunyai keuntungan dan kerugian yang hampir seimbang. Namun begitu, saya lebih memilih metode insourcing. Dari segi teknis, insourcing bila dibandingkan dengan selfsourcing jelas lebih baik karena SDM yang ada memang mempunyai keahlian khusus. Tanggung jawab juga lebih jelas dalam insourcing karena mempunyai bagian tersendiri. Bila dibandingkan dengan outsourcing, segi teknis tidak jauh berbeda karena mempunyai latar belakang yang sama, pengetahuan sekarang juga mudah didapat dari internet. Memang bila dibandingkan dengan biaya, outsourcing lebih unggul karena tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk karyawan. Namun, biaya tidak dapat dibandingkan dengan investasi yang dilakukan perusahaan dalam diri seorang karyawan. Insourcing dapat menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap perusahaan sehingga karyawan dapat memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Masalah kekuatiran apabila karyawan meninggalkan perusahaan, itu adalah masalah bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya. Lingkungan pekerjaan yang baik dapat membuat karyawan kerasan untuk tetap bekerja dalam perusahaan tersebut meskipun ditawarkan pekerjaan baru dengan gaji yang lebih baik. Hal ini sudah seringkali terjadi dalam perusahaan tempat saya bekerja, dimana karyawan yang sudah mengundurkan diri untuk menerima pekerjaan yang lebih baik gajinya, akhirnya kembali lagi ke perusahaan.

Data, Information, Knowledge, and Wisdom.

by Gene Bellinger, Durval Castro, Anthony Mills

Menurut Russell Ackoff, konten dari pikiran manusia dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:

Data :simbol-simbol.  Tidak akan berguna bila hanya berdiri sendiri.

Information : Data-data yang saling terkait dan dapat diproses untuk menjadi lebih berguna. Biasanya dapat menjawab pertanyaan seperti “Who”, “What”, “When”, dan “Where”.

Knowledge : Pengaplikasian Data dan Informasi, dapat menjawab pertanyaan “How”. Ketika seseorang menerima dan menyimpan informasi pada otaknya, sesungguhnya mereka mengumpulkan sebuah knowledge dimana knowledge ini berguna namun tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui knowledge yang lebih lanjut. Contoh, seorang anak SD dapat mengetahui bahwa 2 x 2 = 4. Ketika diajarkan oleh gurunya, otaknya langsung menyimpan bahwa 2 x 2 = 4. Tetapi, ketika ditanya 1482 * 128, dia tidak bisa menjawab karena dia tidak mempunyai kemampuan analisis yang harus dia peroleh dalam tahap selanjutnya yaitu Understanding.

Understanding : Penggunaan Knowledge untuk menjawab pertanyaan “Why”. Pada bagian ini, otak manusia mulai dapat menganalisa knowledge yang sudah dia punya, untuk kemudian menghasilkan knowledge yang baru. Perbedaan mendasar antara Understanding dan Knowledge adalah antara Learning/mempelajari dan Memorizing/mengingat dan menyimpan.

Wisdom : Dalam bahasa Indonesia artinya Kebijaksanaan atau Hikmat. Bila keempat tingkat sebelumnya dapat menjawab 5W 1H, tingkat ini adalah ketika seseorang dapat menjawab sebuah pertanyaan diluar 5W 1H. Wisdom merupakan sebuah proses dimana kita menilai benar atau salah, baik atau buruk. Yang berperan dalam sebuah Wisdom bukan hanya pikiran saja tapi lebih memakai hati ataupun jiwa. Inilah yang membedakan manusia dengan komputer.

Berikut adalah diagram transisi dari data menuju wisdom dilihat dari sisi keterkaitan dan pembelajaran.

Data-Info-Knowledge-Wisdom